Multiplexing ialah Teknik menggabungkan
beberapa sinyal atau informasi untuk dikirimkan secara bersamaan dan menjadi
satu saluran saja. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut
Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di
sisi penerima, gabungan sinyal – sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai
dengan tujuan masing - masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing
Multiplexing memiliki Tujuan utama yaitu
untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima
(transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini
adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun
yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai
kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon.
Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang
berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama
lain.Contoh lainya ialah dalam dunia elektronik, multipleksing mengijinkan
beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog ke digital converter
(ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan
menggunakan satu kabel.
Terdapat sebuah alat untuk melakukan
multiplexing dan demultiplexing,nama alat tersebut untuk melakukan multiplexing disebut multiplekser
(MUX) dan alat yang melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplekser, (DEMUX).
Beberapa alasan penggunan multiplex:
-
Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi
-
Memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin
-
Kapasitas terbatas dari saluran telekomunikasi digunakan semaksimum
mungkin
-
Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan penyaluran
data dari beberapa terminal ke titik
yang sama
Terdapat beberapa teknik untuk melakukan
multiplxing :
1.
Frequency Division Multiplexing (FDM)
·
Menggabungkan beberapa sinyal dengan masing-masing frequency.yaitu
dengan cara menata tiap informasi sedemikian rupa sehingga menempati satu
alokasi frekuensi selebar 4 khz.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
• FDM tidak sensitif terhadap perambatan
/perkembangan keterlambatan. Tehnik persamaan saluran (channel equalization)
yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti yang digunakan pada
sistem TDM.
Kekurangan:
• Adanya kebutuhan untuk memfilter
bandpass, yang harganya relatif mahal dan rumit untuk dibangun (penggunaan
filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan receiver)
• Penguat tenaga (power amplifier) di
transmitter yang digunakan memiliki karakteristik nonlinear (penguat linear
lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear mengarah kepada
pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu saluran FDM yang
lain.
2. Time Divison Multiplexing ( TDM )
·
Menggabungkan beberapa sinyal atau informasi dengan membagi masing-masing
waktu untuk saluran yang sama.
Contoh di telekomunikasi :
Teknik ini dinamakan Time Division
Multiplexing (TDM) dimana tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot)
tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim
melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa
mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan tidak
merasakan pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond;
berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap
pelanggan akan mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya
semakin cepat.
Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip
penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot
waktu (time slot ) bagi setiap pemakai
saluran (user).
TDM biasanya digunakan untuk komunikasi
point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah
dilakukan.
TDM lebih efisien daripada FDM.
cara kerja block diagram TDM :
Dari gambar diatas dapat dilihat dari cara
kerja TDM, dimana input dari masing-masing chanel atau informasi melewati swith
yang bekerja secara bersamaan pada swith atau kontak yang ada pada
demultiplexer.Jadi setiap chanel atau informasi dapat melewati swith dengan
atau sesuai waktu yang ditentukan. Lalu masuk ke demultiplexer dan melewati
sebuah filter / penyaring sebelum menjadi chanel atau informasi sebelumnya.
3.
Code Division Multiplexing (CDM)
Code Division Multiplexing (CDM) dirancang
untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing
sebelumnya, yakni TDM dan FDM. CDM (Code Division Multiplexing), biasa dikenal
sebagai Code Division Multiple Access (CDMA), merupakan sebuah bentuk
pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara
bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau
frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah
kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan
sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan
pemultipleksan. Singkatnya, CDM dapat melewatkan beberapa sinyal dalam waktu
dan frekuensi yang sama. Tiap kanal dibedakan berdasarkan kode-kode pada
wilayah waktu dan frekuensi yang sama.
Contoh aplikasinya pada saat ini adalah
jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi).
Block Code Division Multiplexing (CDM)
atau gambaran system komunikasi menggunakan CDM
Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai
berikut :
1.
Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang
64 bit) yangdisebut chip spreading code.2
2.
Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading
code) tersebut.
3.
Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari
kode tersebut.
4.
Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah
pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari
kode-kode tersebut.
5.
Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan
dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk
diinterpretasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar