Selasa, 27 Mei 2014

Tugas 3 : Peperangan antar suku di indonesia

           
          Peperangan antar suku akhir-akhir ini menjadi bahan pekerjaan pemerintah untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi khususnya peperangan antar suku. Konflik tersebut terjadi karena saking beragam nya suku-suku di Indonesia dan berawal dari banyaknya suku-suku yang ada tersebut konflik-konflik pembeda atau masalah budaya yang berbeda dan variatif mulai bermunculan.

          Menurut Koentjaraningrat sumber konflik antara suku dan golongan di Indonesia antara lain adalah kalau warga dari satu suku bangsa memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya dan agamanya kepada warga suku bangsa lain. Dengan demikian sesungguhnya sumber konflik itu komplek dan saling terkait satu sama lain sehingga memperkuat munculnya sebuah konflik.


          Potensi konflik dapat berkembang menjadi konflik, apabila terjadi persaingan yang bersifat emosional. Corak emosional lebih banyak muncul pada komuniti yang eksklusif minoritas ataupun ekslusif mayoritas. Komuniti ekslusif terbentuk sebagai akibat terpisahnya kegiatan sosial antar kelompok agama yang ada. Keadaan yang demikian dapat menimbulkan kecenderungan untuk menutup diri dan saling berprasangka antar kelompok. 
          Konflik antar agama tadi dapat menjadi lebih tajam ketika perbedaan agama diperkuat dan dipertegas oleh perbedaan suku, politik, sosial budaya, ekonomi dan sebagainya. Dalam konflik tersebut ajaran agama dijadikan acuan dan pegangan dalam menghadapi kelompok agama lain, Bahwa pemeluk agama dengan pengetahuan kebudayaan yang dimilikinya mengaktifkan bagian-bagian tertentu dari ajaran agama yang dianutnya dan dianggap dapat menjelaskan keberadannya dalam kehidupan dalam menghadapi lingkungannya yang diambil sebagai dasar pembenaran. Hal itu terjadi karena agama sebagai sistem keyakinan dapat menjadi bagian dan inti dari sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. 

          Namun demikian pada kondisi tertentu bisa juga terjadi penyesuaian antar kelompok pemeluk agama dalam kegiatan sosial, di mana kegiatan sosial mayoritas diikuti oleh golongan minoritas, sehingga terjadi proses akomodasi minoritas terhadap mayoritas. Keadaan yang demikian memungkinkan terjadinya integrasi sosial antar pemeluk agama.




Sumber :

https://id.answers.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar